Pendekatan Realistik dalam proses pembelajaran di sekolah


Pendekatan realistik yaitu suatu pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa dengan menampilkan hal-hal yang nyata yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Pendekatan realistik  lebih menampilkan model pembelajaran yang nyata berdasarkan kenyataan yang dihadapi siswa.
Maxinus Jaeng, (2008: 82) mengemukakan bahwa:
“Pendekatan Realistik sejalan dengan pendekatan pembelajaran induktif, dalam pendekatan pembelajaran induktif pengetahuan dapat diperoleh melalui akal (pengetahuan rasional, misalnya matematika) atau melalui percobaan (pengetahuan empiris) untuk mendapat pengetahuan melalui akal digunakan penalaran deduktif dan untuk mendapat mengetahuan melalui percobaan digunakan penalaran induktif.
Pada dasarnya matematika merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan atas akal semata (rasio) yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak (karena sesungguhnya objek matematika adalah hal-hal yang abstrak) hal ini mungkin bertentangan dengan sejarah, bahwa matamatika ditemukan dari hasil pengamatan, pengalaman, dan dikembangkan dengan analogi dan coba-coba.
Karena matematika adalah pengetahuan deduktif, seharusnya pembelajaran matematika menggunakan pendekatan deduktif. Namun ahli pendidikan matematika menyadari bahwa pembelajar-pembelajar ditingkat dasar masih sulit menggunakan rasio/akal semata dalam belajar matematika dengan pendekatan deduktif. Berdasarkan pertimbangan ini pembelajar dalam pembelajaran matematika sebaiknya menggunakan pendekatan induktif. Berdasarkan penalaran induktif, sekarang dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran matematika untuk pembelajar tingkat SD, yaitu Pendekatan Realistik berdasarkan situasi nyata yang dihadapi anak dilingkunganya”.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan realistik sejalan dengan pendekatan pembelajaran induktif, dalam pendekatan pembelajaran induktif pengetahuan dapat diperoleh melalui akal. Penalaran induktif, sekarang dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran matematika untuk pembelajar tingkat SD, yaitu Pendekatan Realistik berdasarkan situasi nyata yang dihadapi anak dilingkunganya
Muzzakir Syamaun , dkk (2010: 02), mengemukakan bahwa:
Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah satu pendekatan pembelajaran matematik yang coba menggunakan pengalaman dan lingkungan siswa sebagai alat bantu mengajar primer. PMR adalah pendekatan baru dalam bidang pendidikan Matematika yang mulai dikembangkan di Belanda sekitar 30 tahun yang lalu dan mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1998.
“PMR dikembangkan dari salah satu pengklasifikasian pendekatan pengajaran matematika yang dilakukan oleh Tefler yaitu: pendekatan mekanistik, empiristik, struktural dan realistic” Streefland (Muzzakir Samaun, 2010: 02). Pendekatan ini berpegang pada pendapat frudental tentang gabungan terhadap cara pandang apa itu matematika?, bagaimana cara belajar matematika?, dan bagaimana matematika harus diajarkan?. Frudental juga mempunyai pandangan bahwa matematika adalah human activitydan pelajar bukan passive receivers of ready-made mathematics.
Pembelajaran dengan PMR tidak dimuali dengan definisi, teorema atau rumus-rumus yang kemudian dilanjutkan dengan contoh, seperti kebiasaan yang terjadi di sekolah Indonesia secara kebanyakannya. Konsep matematika akan ditemukan sendiri oleh siswa dari proses pemecahan masalah matematika seperti permasalahan kontekstual secara perlahan siswa coba untuk mengembangkan pengetahuan matematika kearah yang lebih formal.
Mathematizing and reflection

Real World
Abstraction and formalization

Mathematizing in Applications
Menurut De Lange (Muzzakir Syamaun, 2010: 03) menyatakan bahwa : “proses pengembangan konsep-konsep dan ide–ide Matematika dimulai dari dunia nyata dan akhirnya dikembalikan ke alam nyata. Seperti yang digambarkan dalam diagram. I. Dunia nyata yang dimaksud tidak hanya berarti benda nyata atau lingkungan nyata siswa namun lebih dari itu pemaknaan realistik juga mencakupi pengalaman siswa dan pengetahuan yang dimiliki siswa (Gravemeijer 1994)”.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel